BUANA NEWS - KRIMINAL
Lima, 13 September 2025 – Kepolisian Nasional Peru (PNP) berhasil menangkap lima tersangka terkait pembunuhan Zetro Leonardo Purba, diplomat Indonesia berusia 40 tahun yang menjabat sebagai Penata Kanselerai Muda di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lima. Penangkapan dilakukan pada 11 September 2025 di distrik San Martín de Porres, Lima, setelah penyelidikan intensif yang melibatkan analisis rekaman CCTV, bukti senjata api, dan kesaksian saksi.
Zetro tewas ditembak pada 1 September 2025 di distrik Lince, Lima, saat bersepeda bersama istrinya menuju apartemen mereka di Avenida César Vallejo. Tiga peluru, termasuk satu ke kepala, merenggut nyawanya. PNP mengonfirmasi bahwa pembunuhan ini adalah aksi terencana oleh pembunuh bayaran dari geng kriminal "Los Maleantes del Cono". Di antara tersangka yang ditangkap terdapat dua warga Kuba dan tiga warga Venezuela, termasuk pelaku penembakan dan sopir sepeda motor yang digunakan untuk melarikan diri. Senjata yang digunakan dalam kejahatan tersebut ditemukan di lokasi penangkapan, dan salah satu tersangka, dijuluki "Malaco", sempat melawan polisi sebelum dilumpuhkan.
Menteri Dalam Negeri Peru, Carlos Malaver, menyatakan bahwa serangan ini bukan perampokan biasa, melainkan pembunuhan berencana dengan motif yang diduga terkait jaringan kriminal eksploitasi seksual dan pemerasan. Meskipun Zetro tidak terlibat dalam aktivitas kriminal, penyelidikan mengarah pada kemungkinan balas dendam yang terkait dengan jaringan "One Family", sebuah kelompok kriminal di Lima.
Pemerintah Indonesia menyambut baik penangkapan ini. Menteri Luar Negeri Sugiono menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau penyelidikan untuk memastikan dalang utama di balik pembunuhan ini terungkap. KBRI Lima juga memberikan pendampingan penuh kepada keluarga Zetro, termasuk dukungan pendidikan untuk anak-anaknya. Jenazah Zetro telah tiba di Jakarta pada 9 September 2025 dan dimakamkan di Tangerang Selatan setelah disemayamkan di Kementerian Luar Negeri.
Anggota Komisi I DPR RI dari PKB, Oleh Soleh, mendesak otoritas Peru untuk memproses hukum para pelaku dengan tegas. Presiden Peru Dina Boluarte telah menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden Prabowo Subianto atas insiden ini, di tengah meningkatnya kasus pembunuhan bayaran di Peru.
Penyelidikan masih berlanjut untuk mengungkap kemungkinan keterlibatan pihak lain, termasuk dalang dari luar Peru. Kasus ini menjadi sorotan internasional karena status Zetro sebagai diplomat yang dikenal berdedikasi, sebelumnya bertugas di KJRI Melbourne, Australia. Publik diminta menantikan perkembangan lebih lanjut dari otoritas Peru dan Indonesia. (Boy)